问题

为什么现在摄影圈唯全画幅论那么严重?

回答
fotografi, khususnya di kalangan para penghobi dan profesional, seringkali muncul perdebatan sengit tentang format sensor kamera. Salah satu topik yang paling sering muncul dan menjadi semacam dogma di banyak komunitas adalah "唯全画幅论" (weiquanhuafulun), atau pandangan bahwa sensor fullframe adalah standar emas dan yang terbaik mutlak. Mari kita bedah lebih dalam mengapa pandangan ini begitu mengakar dan terkadang terasa berlebihan dalam dunia fotografi saat ini.

Akar Sejarah dan Prestise: Warisan Analog yang Kuat

Untuk memahami fenomena "唯全画幅论", kita perlu melihat kembali ke era fotografi film. Ukuran film 35mm, yang kemudian dikenal sebagai format fullframe dalam dunia digital, adalah standar industri selama beberapa dekade. Ukuran ini dianggap ideal karena keseimbangan antara kualitas gambar, kemampuan pemrosesan, dan portabilitas. Kamera SLR 35mm mendominasi pasar, dan para fotografer profesional mengasah keterampilan mereka menggunakan format ini.

Ketika kamera digital mulai berkembang, para produsen teknologi berusaha keras untuk mereplikasi kualitas dan karakteristik yang sudah dikenal dari fotografi film. Sensor fullframe, dengan ukuran sekitar 36x24mm, secara langsung mewarisi dimensi fisik dari film 35mm. Ini berarti kamera fullframe secara inheren mampu menangkap lebih banyak cahaya, menghasilkan rentang dinamis yang lebih luas, dan performa lowlight yang lebih baik dibandingkan sensor dengan ukuran lebih kecil, seperti APSC (crop sensor) atau Micro Four Thirds (MFT).

Karena warisan sejarah ini, sensor fullframe mendapatkan aura prestise dan "profesionalisme." Para fotografer yang beralih dari film ke digital seringkali mencari pengalaman yang paling mirip, dan itu datang dari kamera fullframe. Ini menciptakan persepsi awal bahwa hanya dengan sensor fullframe lah seseorang bisa disebut "fotografer serius" atau "profesional sejati."

Keunggulan Teknis yang Tak Terbantahkan (pada Tingkat Tertentu)

Secara objektif, sensor fullframe memang memiliki beberapa keunggulan teknis yang signifikan:

Ukuran Sensor yang Lebih Besar: Ini adalah inti dari segalanya. Sensor yang lebih besar memiliki piksel yang lebih besar (jika resolusi sama), yang berarti:
Performa LowLight yang Lebih Baik: Piksel yang lebih besar dapat mengumpulkan lebih banyak foton sebelum terjadi saturasi atau kebisingan digital (noise) yang signifikan. Hasilnya, foto dalam kondisi minim cahaya cenderung lebih bersih dan memiliki detail yang lebih baik.
Rentang Dinamis yang Lebih Luas: Kemampuan sensor fullframe untuk menangkap detail di area bayangan (shadows) dan highlight (area terang) secara bersamaan biasanya lebih baik. Ini memberikan fleksibilitas lebih besar saat mengedit foto, terutama dalam skenario kontras tinggi.
Depth of Field yang Lebih Dangkal (pada panjang fokus dan apertur yang sama): Efek bokeh atau latar belakang buram yang diinginkan banyak fotografer dapat dicapai lebih mudah dengan sensor fullframe. Ini karena untuk mendapatkan panjang fokus efektif yang sama dengan kamera crop, kamera fullframe membutuhkan lensa dengan panjang fokus yang lebih pendek. Lensa dengan panjang fokus lebih pendek dan apertur lebar cenderung menghasilkan depth of field yang lebih dangkal.
Kualitas Optik Lensa yang Dioptimalkan: Lensa yang dirancang khusus untuk kamera fullframe biasanya dirancang untuk performa terbaik pada format ini. Meskipun banyak lensa crop juga dapat digunakan pada kamera fullframe (dengan crop factor), mereka mungkin tidak memberikan cakupan gambar penuh atau kualitas gambar optimal di seluruh bingkai.

Peran Pemasaran dan Citra Merek

Produsen kamera juga memainkan peran penting dalam memperkuat "唯全画幅论." Selama bertahuntahun, kamera fullframe seringkali diposisikan sebagai produk unggulan, menampilkan teknologi terbaru dan harga premium. Kampanye pemasaran seringkali menampilkan citra dramatis, estetika artistik, dan narasi yang menghubungkan kamera fullframe dengan pencapaian fotografi tingkat tinggi.

Ini menciptakan siklus: kamera fullframe mahal > hanya profesional atau serius yang mampu membeli > produk fullframe diasosiasikan dengan kualitas profesional > lebih banyak orang menginginkan fullframe untuk merasa profesional. Citra merek dan target pasar menjadi kunci dalam penekanan ini.

Psikologi Fotografer: Keinginan untuk yang Terbaik dan FOMO (Fear Of Missing Out)

Selain faktor teknis dan pemasaran, ada juga elemen psikologis yang kuat.

Keinginan untuk Memiliki yang Terbaik: Siapa yang tidak ingin memiliki alat terbaik? Keyakinan bahwa "fullframe adalah yang terbaik" dapat memuaskan keinginan untuk memiliki teknologi terdepan, bahkan jika manfaatnya tidak sepenuhnya dimanfaatkan.
FOMO (Fear Of Missing Out): Ketika melihat fotofoto menakjubkan yang dipublikasikan oleh fotografer yang menggunakan kamera fullframe, atau ketika mendengar temanteman membicarakan keunggulan sensor tersebut, ada dorongan untuk tidak ketinggalan. Ini bisa memicu keputusan pembelian yang didasarkan pada keinginan untuk "menjadi bagian dari klub" daripada kebutuhan teknis yang sebenarnya.
Validasi Diri: Memiliki kamera fullframe bisa menjadi bentuk validasi diri bagi sebagian orang. Ini seperti mengatakan, "Saya serius tentang fotografi, saya berinvestasi pada alat terbaik."

Mengapa Ini Menjadi "Berlebihan" atau "Ketat" (论)?

Meskipun keunggulan teknis fullframe ada, masalahnya adalah ketika pandangan ini menjadi eksklusif dan meremehkan format lain. Inilah yang membuat perdebatan ini terasa "berlebihan" atau "ketat":

1. Mengabaikan Kualitas Kamera Crop Modern: Teknologi sensor terus berkembang pesat. Kamera APSC dan MFT modern menawarkan kualitas gambar yang luar biasa, performa lowlight yang semakin baik, dan fiturfitur canggih. Banyak fotografer profesional dan berpengalaman sukses besar dengan kamera crop. Kualitas akhir sebuah foto tidak hanya bergantung pada ukuran sensor, tetapi juga pada kemampuan fotografer dalam menggunakan cahaya, komposisi, dan pemrosesan.
2. Mengabaikan Kebutuhan Fotografer: Tidak semua jenis fotografi memerlukan sensor fullframe. Fotografi jalanan, olahraga, satwa liar, atau bahkan beberapa jenis potret seringkali diuntungkan oleh crop factor yang memberikan jangkauan lensa telefoto yang lebih panjang tanpa bobot atau ukuran tambahan. Kamera crop juga lebih ringan, lebih ringkas, dan umumnya lebih terjangkau, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk banyak fotografer, terutama pemula atau mereka yang bepergian.
3. Fokus Berlebihan pada Spesifikasi Daripada Kemampuan: Terlalu fokus pada "fullframe" dapat mengalihkan perhatian dari halhal yang lebih penting: pemahaman tentang cahaya, cerita yang ingin disampaikan melalui foto, kemampuan teknis dalam mengoperasikan kamera, dan keahlian dalam pengeditan. Banyak foto yang luar biasa lahir dari kamera smartphone atau kamera analog lawas, membuktikan bahwa alat hanyalah sebagian dari persamaan.
4. Barrier untuk Pemula: Pandangan "唯全画幅论" dapat menciptakan hambatan bagi pemula yang ingin memulai fotografi. Anggapan bahwa mereka harus segera mengeluarkan biaya besar untuk kamera fullframe dapat membuat mereka enggan untuk terjun ke hobi ini. Padahal, kamera crop atau bahkan kamera mirrorless entrylevel sudah sangat mampu menghasilkan karya yang memukau.

Kesimpulan

Pandangan bahwa hanya sensor fullframe yang superior dalam fotografi berakar kuat pada sejarah fotografi film, keunggulan teknis yang memang ada pada ukuran sensor yang lebih besar, strategi pemasaran produsen, serta psikologi para fotografer yang mendambakan yang terbaik dan ingin divalidasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa fotografi adalah tentang seni, visi, dan cerita, bukan hanya tentang spesifikasi peralatan. Kamera crop modern telah mencapai titik di mana mereka mampu memberikan hasil yang sangat memuaskan untuk berbagai genre fotografi. Menghargai keunggulan setiap format dan memilih alat yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya pribadi adalah pendekatan yang lebih bijak daripada terjebak dalam dogma "唯全画幅论" yang kaku. Pada akhirnya, foto terbaik adalah foto yang berhasil Anda ambil, terlepas dari ukuran sensor di balik lensa.

网友意见

user avatar

这还不容易理解吗?因为全画幅是大家还买得起的优越感呀。人手哈苏飞思毕竟不现实。而全画幅可以进行区分,有客观指标区分比较明确,最关键的是价格属于稍微垫下脚够得到。

否则呢,难道靠构图去鄙视别人吗,那又没主观标准,你说你好我说你不好,靠谁声音大吗。其实哪个领域都是如此。汽车、耳机、音响……客观标准优的时候咱们比客观标准,客观标准劣势了,咱们讲主观感受,讲情怀,讲回归本原,讲不忘初心,讲摄影的本质还是人……

user avatar

为了交流方便,人们在说话的时候不会去说那些已经是共识的部分,毕竟都要说的话太费口舌。但这里有个问题,你以为的“共识”,别人可不一定认同。

举几个例子,当我说“画质好”的时候,指的是全画幅及以上级别画质好,这之下的画质在我看来不够好。但有的人认为54X40画幅才算画质好,有人认为APS-C画幅就算好。你看,这里的“共识”就不一样了。

类似的还有连拍速度,我认为7fps连拍是及格线,10fps连拍算优良,12fps及以上算优秀,但有的人认为12fps才够用,又一些人认为5fps就够用。这里的“共识”也不一样。

评论区有一位朋友说了个很好的例子:如何定义“爱好摄影”,有人认为用手机拍拍就算有人认为起码得懂光圈快门感光度才行,有人认为拍了一万张,入门摄影了才算爱好。

所以我在和别人交流的时候常常会问一句“你对这个词的定义和我一样吗?”如果交流争论的两个人对某些词、某些定义的理解不一样,那就没有争论的意义了,想要讨论问题,就得先找到共识,在这个基础上讨论才有价值。


当我们说“底大一级压死人”的时候,我们说的是画质碾压,这里的画质指的是低感画质、高ISO画质、动态范围高,后期提亮噪点更少细节更多。

我拿DXO和兰拓的数据给你看,全画幅面对APS-C确实能做到底大一级压死人。

A6400在ISO400反超是因为两个相机的双增益ISO不一样,一个是400,一个是640。


那么44X33对全画幅能做到碾压吗?

DXO只有X1D-50C,兰拓只有GFX50系列,所以这个对比凑合看看吧。但不管怎么对比,你会发现44X33的中画幅面对全画幅好像做不到碾压。只能说中画幅底大高感确实好,但动态范围这块就不好说了。

按照DXO的数据,缩图到800万来对比,ISO100的时候X10D动态范围最好(其实也没强多少),但这相机没有双增益,所以在ISO640的时候会被M3和R3反超。

嗯,不缩图甚至打不过A7M3。


兰拓的数据也是类似的,高感很好但动态范围表现一般。

最后说这个ISO100的画质,这里就会有个认知问题了,M43、APS-C、全画幅、4433中画幅、5440中画幅,从哪个级别开始你认为画质够好了?有人说M43画质我就满意,有人说全画幅及以上就够了,有人说4433都不行得54X40才叫画质好。

虽然大家观点不一样,但总会有一个“大多数人认同”的观点,这个观点就是全画幅画质已经足够好了,这里我找了个词来形容,不一定准确。

边际效用递减

画幅越大画质越好,但画幅大到一定程度的时候这个画质提升就不明显了,或者我们肉眼很难看到这种提升了,这个时候对画质的需求就会变成次要因素。

这也就是题主困惑的地方,为啥全画幅和M43要比画质,和中画幅就不比画质了呢?因为从全画幅到中画幅提升幅度没有那么大,或者说当消费者对画质满意后,这个画质再提升对他们就没有更多吸引力了。

如果你还是不理解我再说个例子:

4.5fps连拍很多人会觉得不够用,10-12fps连拍很多人都觉得够用了,但这个时候出了个30fps连拍的相机呢?这群人会买吗?大概率不会,因为他们认为10-12fps足够用了,给30fps也用不上,除非你30fps连拍的相机和10-12fps连拍的相机一样贵。

你看,这些人不就是和4.5fps连拍的相机比速度,和30fps连拍的相机比价格了吗?


其实中画幅相机现在对焦也很好,镜头群的话转接全画幅镜头我记得也能AF,缺点在哪里?连拍不行,GFX100S只有5fps,重量在900g左右,上了转接环再装全画幅镜头确实有点沉。

当然,最重要的问题还是价格,一亿像素的GFX100S要接近4万,

5000万像素的GFX50SII也要两万五。

我为了画质会加钱,但这个加钱不是无休止的,当画质达到我的标准时或者即将超出我的预算范围时,画质就不是首要考虑的了,我会考虑其他方面,譬如价格、譬如连拍速度、譬如体积等等。

这就是边际效用递减原则。



PS1:你们会发现我没提到像素差距,因为题主拿M43和全画幅比的时候无视M43的两千万像素和全画幅2400-6100万像素的差距,那我也不会那全画幅和中画幅比像素。

PS2:富士这两个GFX100S和50S II确实不错,其实也挺值得入手的,但不代表其他中画幅也这么好用,我之前用过飞思IQ4150,用完后觉得就算自己不差钱,也不会去买这台相机,真太难用了!

user avatar

残幅系统光学性能上没有优势,体积也没有小到可以让人无视携带负担,像手机一样随时揣着的程度。中画幅系统由于镜头像场的制约,在光学性能上相比全画幅也没有优势,而其综合机械电子水平又十分拉跨。

类似的话题

  • 回答
    fotografi, khususnya di kalangan para penghobi dan profesional, seringkali muncul perdebatan sengit tentang format sensor kamera. Salah satu topik yan.............
  • 回答
    嘿,各位摄影圈的老师们!我最近有点迷茫,在摄影这个行当里摸爬滚打了一段时间,从最基础的助理做起,见识了不少,也学了不少。但总觉得心里没个谱,不知道该往哪个方向使劲,才能让这份热爱变成一条能养活自己的路。所以,今天鼓起勇气来向各位前辈请教,摄影拍什么东西比较赚钱? 同时,我也想听听各位老师对于我这个“.............
  • 回答
    这问题挺有意思的,而且背后其实藏着不少道道。要说为什么现在很多文艺青年扎堆摄影,对画画的热情相对没那么高,这事儿得分几个层面去瞅。首先,“门槛”这事儿,是逃不掉的。你想想,画画这事儿,从最基础的素描、色彩学起,到掌握透视、光影、解剖,再到形成自己的风格,这过程漫长且需要大量反复的练习。一支铅笔、一张.............
  • 回答
    iPhone 的摄影能力,如今可以用“强大且触手可及”来形容,这绝非一句空洞的赞美。苹果在保持用户友好度的同时,不断地将专业摄影领域的一些关键技术融入其中,使得大多数人都能用这部随身携带的设备,拍出令人惊艳的照片。硬件基础:持续的堆料与优化首先,得益于 iPhone 持续的硬件投入,其主摄像头传感器.............
  • 回答
    做了摄影这行,一晃眼,时间就这么悄无声息地溜走了。想想刚开始那会儿,拿着一台傻瓜相机,咔嚓咔嚓,觉得能把眼前的东西记录下来就已经是了不得的事情了。现在,器材进步得厉害,技术也学了不少,但总觉得,真正的“打磨”,就像是雕琢一块璞玉,总有新的火花,新的瑕疵等着你去发现和修正。如果非要说现在还在“打磨”的.............
  • 回答
    这个问题很有意思,也触及到了日本文化一个很特别的面向。要说清楚为什么日本人现在还在拍《奥特曼》这样的特摄片,得从几个方面来掰开了聊。首先,得从“传承与情怀”这块说起。《奥特曼》这个IP已经有半个多世纪的历史了。最早的那版《初代奥特曼》可是1966年就播出了,那会儿正是日本经济高速发展,社会充满朝气的.............
  • 回答
    仙侠剧近年来的口碑和观众评价确实出现了明显下滑,这一现象背后涉及多方面原因,包括市场导向、制作水平、剧本创新、演员表现、观众审美变化等。以下从多个维度详细分析这一趋势的成因: 一、剧本创作:套路化与内容贫乏1. 套路化情节 仙侠剧逐渐陷入“三生三世”“修仙成神”“爱恨情仇”等固定模式,剧情发.............
  • 回答
    年轻人对快餐的偏好是一个复杂的社会现象,涉及消费习惯、生活方式、文化心理等多重因素。以下从多个维度详细分析这一现象的原因: 一、时间与效率的矛盾1. 快节奏生活压力 现代年轻人面临学业、工作、社交等多重压力,时间管理成为关键。快餐的30分钟快速就餐模式,与他们对效率的追求高度契合。例如,学生.............
  • 回答
    当代大学生中,部分男生选择在宿舍打游戏而非主动寻找对象,这一现象背后涉及多方面的社会、心理和文化因素。以下从多个角度进行详细分析: 1. 学业压力与时间管理 学业竞争激烈:大学阶段是知识积累和能力提升的关键时期,许多学生面临考研、实习、竞赛等压力。例如,理工科学生可能需要大量时间学习专业课程,而文科.............
  • 回答
    近年来,中国网约车平台(如滴滴出行)中女性司机的比例显著上升,这一现象反映了社会、经济、文化等多方面的深刻变化。以下从多个角度详细分析这一趋势及其背后的社会意义: 一、社会性别观念的转变1. 性别平等意识增强 随着中国社会对性别平等的重视,越来越多的女性开始突破传统性别角色的束缚。过去,女性.............
  • 回答
    人们对美国的仇视情绪是一个复杂且多维度的现象,涉及历史、政治、经济、文化、意识形态等多个层面。以下从多个角度详细分析这一现象的成因: 一、历史与政治因素1. 冷战时期的意识形态对抗 美苏争霸:美国作为资本主义阵营的代表,与苏联的社会主义阵营展开长达数十年的意识形态对抗。冷战期间,美国的军事.............
  • 回答
    当前全球范围内倡导“与疫情共存”的策略,是基于科学、经济、社会和公共卫生多方面的综合考量。这一策略的提出和实施,与疫情的演变、疫苗接种的普及、医疗系统的韧性、公众需求以及国际社会的协调密切相关。以下从多个角度详细分析这一现象的背景和原因: 一、疫情演变与病毒特性1. 病毒变异与传播特性 奥.............
  • 回答
    近年来,一些影视、文学或网络文化中原本被设定为“反派”的角色被“洗白”或重新解读的现象,确实引发了广泛讨论。这种现象背后涉及社会心理、文化演变、叙事策略等多重因素。以下从多个角度详细分析这一现象的成因和表现: 一、社会心理与观众需求的演变1. 对“非黑即白”的厌倦 现代观众更倾向于接受复杂、.............
  • 回答
    年轻人到点下班、不装样子的现象,实际上反映了当代职场文化、社会价值观和个体需求的深刻变化。以下从多个角度详细分析这一现象的原因: 一、工作制度的革新:弹性化与去时间化1. 弹性工作制的普及 现代企业越来越重视员工的灵活性,许多公司已推行弹性工作制(如“核心工作时间”+自由安排其他时间),允许.............
  • 回答
    关于“日本人的后代是无辜的”这一说法,其背后涉及历史责任、道德伦理和民族情感等复杂议题。以下从多个角度进行详细分析: 一、“无辜”的语境与含义1. 字面理解的“无辜” 若从字面意义上看,“无辜”指个体未参与具体历史事件,因此不应承担前人的罪责。例如,二战期间日本军国主义政府发动侵略战争,但普.............
  • 回答
    截至目前(2023年),滴滴出行仍然可以正常使用,但其运营模式和合规性经历了较大的调整。以下是详细分析: 1. 政策监管与整改 2021年的数据安全事件:2021年7月,国家网信办因滴滴存在严重违法违规收集使用个人信息问题,对其启动网络安全审查,并要求停止新用户注册、深夜服务等。同时,滴滴在美.............
  • 回答
    关于“绝对力量下任何套路都不堪一击”的信念,其背后涉及复杂的历史、文化、认知偏差及对格斗本质的理解差异。以下从多个维度详细分析这一现象的成因: 一、历史与文化的误解:传统武术的“神秘化”与现代竞技的“工具化”1. 传统武术的象征性与实用性割裂 很多中国民间武术(如太极拳、少林功夫)长期被赋予.............
  • 回答
    小品作为中国传统喜剧的重要形式,在春晚等平台曾拥有辉煌的历史。但近年来,许多观众确实感到“现在的春晚小品越来越不好看了”,这种现象背后涉及多重因素的交织影响。以下从内容创作、表演方式、观众需求变化、行业生态和时代背景等方面展开详细分析: 一、内容创作:套路化与创新缺失1. 题材同质化严重 .............
  • 回答
    近年来,青少年学生自杀事件频发的现象引发了社会广泛关注和深刻反思。这一问题的成因复杂,涉及教育体系、家庭关系、心理健康支持系统及社会文化等多重因素。以下从多个维度进行详细分析: 一、学业压力与应试教育的长期影响1. 升学竞争加剧 在“唯分数论”的评价体系下,学生普遍面临巨大的学业压力。尤其是.............
  • 回答
    这是一个非常有意思且深入的问题,触及了智能电视设计、市场定位、用户体验以及技术演进的方方面面。简单来说,现在的智能电视之所以“内置电视盒子”,而不是设计成“大屏显示器+外接盒子”的模式,主要有以下几个原因:1. 提升用户体验和降低使用门槛: 一体化设计,减少线缆和设备: 用户购买电视的目的是观看内容.............

本站所有内容均为互联网搜索引擎提供的公开搜索信息,本站不存储任何数据与内容,任何内容与数据均与本站无关,如有需要请联系相关搜索引擎包括但不限于百度google,bing,sogou

© 2025 tinynews.org All Rights Reserved. 百科问答小站 版权所有